Berdasarkan liputan LAPAN, sampai hari ini dibulan Juli sudah ada 9 daerah yang terkena banjir yaitu di Kab.Sidrap – Sulsel, di Kab.Bone – Sulsel, di Palu & Kab.Donggala – Sulteng, di Kab.Gorontalo – Gorontalo, di Kab.Morowali – Sulteng, di Kab.Parigi Moutong-Sulteng, di Kab. Serdang Bedagai-Sumut dan di Kab. Agam-Sumbar. Sedangkan BMG mengatakan bahwa musim kemarau tahun ini akan basah sampai pada bulan Oktober.
Kejadian banjir yang terjadi saat ini di wilayah indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan La Nina. Benarkan seperti itu? Pada gambar di bawah bisa dilihat gambar suhu permukaan laut pada saat kejadian La Nina pada bulan Desember 1998 dan suhu permukaan laut pada bulan April sampai Mei 2007.
lapanrs.com juga mengeluarkan gambar liputan awan pada tanggal 25 dan 26 Juli.
lapanrs.com juga mengatakan bahwa dari 22 model prediksi El Nino, sebagian besar model-model memprediksikan kondisi ENSO netral berkembang menjadi La Nina sampai akhir tahun 2007 dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah Nino 3.4 sebesar -0.5 0C. Menurut Effendy (2001) untuk memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada periode mendatang adalah melihat tiga kemungkinan kejadian yaitu kondisi normal, ada El Nino ataukan muncul La Nina. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, pertama melihat prediksi curah hujan beberapa bulan mendatang, kedua melihat prediksi anomali suhu muka laut (Sea Surface Temperatur Anomaly (SSTA)) (Gambar diatas) cara ketiga melihat Indeks Osilasi Selatan (Southern Ocilation Indeks (SOI)) lewat Tabel di bawah yakni melihat nilai beda tekanan atmosfer antara Tahiti dan Darwin.
Pranala di Blog ini:
Pemanasan Global (catatan mengenai sebabnya) Pemanasan Global (catatan mengenai akibatnya) Cuaca dan Iklim Klimatologi untuk Pertanian Perubahan Iklim di Bali Susahnya Memprediksi Hujan El Nino dan La Nina Klasifikasi Iklim Perlukan Informasi Peringatan Dini Kebencanaan??? Aplikasi GIS untuk Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson HUJAN Bencana Cuaca Info El Nino dan La Nina terkini Identifikasi Hubungan Fluktuasi Nilai SOI Terhadap Curah Hujan Bulanan Di Kawasan Batukaru-Bedugul, Bali Perubahan Iklim; Tinjauan Pustaka PENYEBAB VARIABILITAS HUJAN DI INDONESIA Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim EROSI DAN PERUBAHAN IKLIM PERTUKARAN CO2 ANTARA ATMOSFER DAN LAUT: Pendahuluan EVALUASI ZONA AGROKLIMAT KLASIFIKASI SCHIMIDT-FERGUSON DI PULAU LOMBOK Apa sih Banjir…? Faktor Penyebab Banjir (1) Faktor Penyebab Banjir (2): Perubahan Lingkungan
6 Mei 2008 pukul 3:36 pm
slm knl…
mas artikelny kren2 n brmanfaat bngt, tanx’s banget.
mas ngomong2 dl dr bidang ilmu pa sih koq fasih bngt ama iklim pertanian dan pertanian?
go… cmangat trus mas, ktunggu artikel mu yg len….
25 April 2009 pukul 11:38 am
La Nina di Indonesia sudah dikenal sejak jaman nenek moyang kita. Mereka menyebutnya dalam bahasa Jawa sebagai “udan barat salah mongso”. Kejadian ini sering dibarengi dengan “cleret taun”. Berarti Indonesia sudah lama mengenal La Nina.
“Udan barat salah mongso adalah La Nina nya Indonesia