Pas lagi nyari2 tentang peta geologi lewat mbah google ga sengaja nemuin kutipan ini
” menurut gw perlukah masyarakat tahu detail mengenai seputar (informasi kebencanaan) ini dari para pakar ? jawabnya PERLU ! tapi cuma buat nambah wawasan.. (kaskusdotus)”
Trus dari milist IAGI Kabul Ahmad menulis “Jika di AS sana, jauh hari sebelumnya jarinagn TV CNN, ABC, NBC sudah sibuk menayangkan warning akan gejala alam ini melalui jaringan TV mereka hampir tiap jam, Tiap jam siklus cuaca selalu di update oleh TV. Tapi di Indonesia semua TV sibuk menayangkan Infotainment yang busuk dan menyesatkan ini namun hampir nol masalah warning cuaca ini, kecuali kalau sudah terjadi bencana lha baru sibuk meliput dan mencari narasumber. BMG menjadi sibuk melayani wawancara. Bahkan di AS ada TV khusus cuaca dan gejala alam. Di Indonesia ?? TV khusus dangdut goyang pinggul dan infotainment yang banyak...station radio juga begitu...” ini untuk menanggapi tulisan tentang gelombang pasang yang melanda selatan indonesia.
Inilah hanyalah gambaran sebagian keluh kesah warga negara akan perlunya informasi tentang kebencanaan. Tapi ternyata peringatan dini tentang kebencanaan jarang bangat di dapat dari pemerintah.
Pernah ngedengar di televisi waktu banjir di jakarta bulan februari lalu. Saat itu pemerintah kota jakarta dah memberikan peringatan ke warganya tentang banjir yg bakal melanda jakarta. Ada yg mendengarkan, ada juga yg mengabaikan. Karena lumayan banyak yg mengabaikan, akhirnya pemerintah kota kerepotan mengevakuasi para korban waktu jakarta benar2 kebanjiran.
Ada yang menginginkan informasi dan ada yg mengabaikan informasi. Suatu kondisi yang kontradiktif.
Bagi sebagian orang informasi tentang kondisi awal kebencanaan memang meresahkan, kadang juga menakutkan. Malah ada sebagian yang ga mau mendengarkan karena ketakutannya. Tapi informasi ini memang perlu, agar kita sebagai manusia yang akan menerima bencana itu bisa waspada dan bersiap diri menghadapi bencana itu sehingga bisa meminimalisir akibatnya. Bencana merupakan kejadian alam tiba2 yg akhirnya menimbulkan kerugian, minimal itu harta benda.
mudah2an peta episentrum gempa ini bisa membuat kita lebih waspada kalo memang indonesia itu adalah daerah rawan gempa dan turunannya seperti tsunami serta aktifitas gunung api
Pranala di Blog ini:
Pemanasan Global (catatan mengenai sebabnya) Pemanasan Global (catatan mengenai akibatnya) Cuaca dan Iklim Klimatologi untuk Pertanian Perubahan Iklim di Bali Susahnya Memprediksi Hujan El Nino dan La Nina Klasifikasi Iklim Aplikasi GIS untuk Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson HUJAN La Nina kah Penyebab Banjir Dimusim Kemarau?Bencana Cuaca Info El Nino dan La Nina terkini Identifikasi Hubungan Fluktuasi Nilai SOI Terhadap Curah Hujan Bulanan Di Kawasan Batukaru-Bedugul, Bali Perubahan Iklim; Tinjauan Pustaka PENYEBAB VARIABILITAS HUJAN DI INDONESIA Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim EROSI DAN PERUBAHAN IKLIM PERTUKARAN CO2 ANTARA ATMOSFER DAN LAUT: Pendahuluan EVALUASI ZONA AGROKLIMAT KLASIFIKASI SCHIMIDT-FERGUSON DI PULAU LOMBOK Apa sih Banjir…? Faktor Penyebab Banjir (1) Faktor Penyebab Banjir (2): Perubahan Lingkungan
a
28 Mei 2007 pukul 2:49 am
Peringatan DINI tentang bencana sering di gembar-gemborkan. BMG sendiri sudah membangun sistem Peringatan dini Tsunami.. Efektifkah? atau hanya sekedar proyek…
28 Mei 2007 pukul 3:17 pm
menurutku perlu sekali, sudah saatnya masyarakat kita melek informasi-informasi alam seperti ini.
tapi dukungan info yang akurat dari badan terkait juga harus dunk
kan gak lucu, kalo info yang ditayangkan level keakuratannya cuman 20% ajah.
1 Juni 2007 pukul 10:22 pm
karena di indonesia nyawa manusia sangat murah mas…ingat pepatah lama ‘mati satu tumbuh seribu’…;)
5 Juni 2007 pukul 1:26 am
lbh berbudaya perilaku menantang risikonya..
• rokok..hisaap..
• helm..tancaap..
• energi..pake ajaa..
palagi ya.. 😀
5 Juni 2007 pukul 7:10 pm
“Jika di AS sana, jauh hari sebelumnya jarinagn TV CNN, ABC, NBC sudah sibuk menayangkan warning akan gejala alam ini melalui jaringan TV mereka hampir tiap jam,…”
Jadi teringan ketika nonton film AS tentang Tsunami yang diakibatkan oleh jatuhnya meteor di lautan (sayang judulnya lupa). Dalam film itu juga ditayangkan bagaimana stasiun-stasiun TV selalu menayangkan perkembangan keadaan terbaru dari perjalanan meteor tsb. Lengkap dengan estimasi waktu kapan meteor menyentuh permukaan laut dan seberapa tinggi bencana tsunami yang diakibatkannya. Masyarakat yang akan terkena dampak juga diminta secepatnya menyelamatkan diri.
Di Aceh, di beberapa titik sudah mulai dipasang sensor untuk deteksi bencana tsunami. Tetapi kemarin sempat membuat kacau karena sirine peringatan bencana meraung-raung akibat KESALAHAN TEKNIS. Kasihan nih si Teknis selalu jadi kambing hitam… hehehe 😀
13 Juni 2007 pukul 11:54 am
@Dani Iswara
saya tersenyum membaca komentar mas Dani di atas
jadi ingat salah satu iklan rokok 🙂
@Faiq
saya juga lupa judulnya pak
sebenarnya hal spt itu yg diharapkan saya, ga tau klo orang lain
waspada untuk lebih siap menghadapi dan waspada untuk perencanaan mitigasi
4 Oktober 2010 pukul 7:21 pm
Jadi teringat dulu… Di Banda Aceh pernah alarm tsunami berbunyi sangat keras sampe ke penjuru kota. Semau orang pada panik mau lari ke pegunungan. Terutama tentu saja yang tinggal dekat laut. Saya dengar banyak juga kejadian kecelakaan lalu lintas sewaktu masyarakat panik itu.
Ehh.. taunya ada kesalahan pada alarmnya. Kesian banget yg jadi korban.
31 Maret 2011 pukul 5:57 pm
Bukan cuma early warning system yang dibutuhkan, di daerah-daerah yang rawan kena bencana sebaiknya latihan evakuasi juga dilakukan secara berkala agar masyarakat selalu siaga.
Masalahnya apakah pemerintah RI punya anggaran untuk ini.
21 Juni 2013 pukul 1:50 am
Broadcast satellite “in the Star on the 9th,” was successfully launched in June last year, it can be said is a
milestone in the field of live satellite event. Often, long term schedules with a
bit of breathing room work best. You will need an outside antenna to get clear reception on your radio.
17 Juli 2013 pukul 11:46 pm
s better to use whole foods made from scratch for good
health. Withdrawal from levothyroxine can be done but it takes
6 weeks of withdrawal for the remaining thyroid tissue to be completely starved.
Expect to lose all that extra flabbiness as you melt off all your unwanted fat.