Asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman yang membentuk jalinan interaksi yang kompleks dikenal dengan mikoriza yang secara harfiah berarti “akar jamur” (Atmaja, 2001). Secara umum mikoriza di daerah tropika tergolong didalam dua tipe yaitu: Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA)/Endomikoriza dan Vesikular-Arbuskular Mikoriza (VAM)/Ektomikoriza. Jamur ini pada umumnya tergolong kedalam kelompok ascomycetes dan basidiomycetes (Pujianto, 2001).
Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002) mengatakan bahwa mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.
Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji juga cocok untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik yang dapat mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa. Jamu mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung funsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman (Pujianto, 2001)
Atmaja (2001) mengatakan bahwa pertumbuhan Mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti:
1. Suhu
Suhu yang relatif tinggi akan meningkatka aktifitas cendawan. Untuk daerah tropika basah, hal ini menguntungkan. Proses perkecambahan pembentukkan MVA melalui tiga tahap yaitu perkecambahan spora di tanah, penetrasi hifa ke dalam sel akar dan perkembangan hifa didalam konteks akar. Suhu optimum untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Beberapa Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida, diwilayah subtropika mengalami perkecambahan paling baik pada suhu 34°C, sedangkan untuk spesies Glomus yang berasal dari wilayah beriklim dingin, suhu optimal untuk perkecambahan adalah 20°C. Penetrasi dan perkecambahan hifa diakar peka pula terhadap suhu tanah. Pada umumnya infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan naiknya suhu. Schreder (1974) dalam Atmaja (2001) menemukan bahwa infeksi maksimum oleh spesies Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida terjadi pada suhu 30-33°C. Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C) tidak menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis MVA. Peran mikoriza hanya menurun pada suhu diatas 40°C. Suhu bukan merupakan faktor pembatas utama dari aktifitas MVA. Suhu yang sangat tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang. MVA mungkin lebih mampu bertahan terhadap suhu tinggi pada tanah bertekstur berat dari pada di tanah berpasir.
2. Kadar air tanah
Untuk tanaman yang tumbuh didaerah kering, adanya MVA menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984dalam Pujianto, 2001). Adanya MVA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air tanaman inang. Ada beberapa dugaan mengapa tanaman bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan diantaranya adalah:
– adanya mikoriza resitensi akar terhadap gerakan air menurun sehingga transfer iar ke akar meningkat.
– Tanaman kahat P lebih peka terhadap kekeringan, adanya MVA menyebabkan status P tanaman meningkat sehingga menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkat pula.
– Adanya hifa eksternal menyebabkan tanaman ber-MVA lebih mampu mendapatkan air daripada yang tidak ber-MVA tetapi jika mekanisme ini yang terjadi berarti kandungan logam-logam lebih cepat menurun. Penemuan akhir-akhir ini yang menarik adanya hubungan antara potensial air tanah dan aktifitas mikoriza. Pada tanaman bermikoriza jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi 1gram bobot kering tanaman lebih sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.
– Tanaman mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air yang lebih ekonomis.
– Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan MVA efektif didalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan air meningkat.
3. pH tanah
Cendawan pada umumnya lebih tahan lebih tahan terhadap perubahan pH tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies cendawan MVA terhadap pH tanah berbeda-beda, karena pH tanah mempengaruhi perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman. Glomus fasciculatus berkembang biak pada pH masam. Pengapuran menyebabkan perkembangan G. fasciculatus menurun (Mosse, 1981 dalam Atmaja, 2001). Demikian pula peran G.fasciculatus di dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman pada tanah masam menurun akibat pengapuran (Santoso, 1985). Pada pH 5,1 dan 5,9 G. fasciculatus menampakkan pertumbuhan yang terbesar, G. fasciculatus memperlihatkan pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan tanaman justru kalau pH 5,1 G. Mosseae memberikan pengaruh terbesar pada pH netral sampai alkalis (pH 6,0-8,1).
Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi perkembangan MVA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga pembentukan mikoriza menurun (Santosa, 1989). Untuk itu tindakan pengapuran dibarengi tindakan inokulasi dengan cendawan MVA yang cocok agar pembentukan mikoriza terjamin.
4. Bahan organik
Bahan organic merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting disamping air dan udara. Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organic didalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organic 1-2 persen sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001). Residu akar mempengaruhi ekologi cendawan MVA, karena serasah akar yang terinfeksi mikoriza merupakan sarana penting untuk mempertahankan generasi MVA dari satu tanaman ke tanaman berikutnya. Serasah akar tersebut mengandung hifa,vesikel dan spora yang dapat menginfeksi MVA. Disamping itu juga berfungsi sebagai inokulasi untuk tanaman berikutnya.
5. Cahaya dan ketersediaan hara
Bjorman dalam Gardemann (1983) dalam Atmaja (2001) menyimpukan bahwa dalam intensitas cahaya yang tinggi kekahatan sedang nitrogen atau fosfor akan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam akar sehingga membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi cendawan MVA. Derajat infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang rendah. Pertumbuhan perakaran yang sangat aktif jarang terinfeksi oleh MVA. Jika pertumbuhan dan perkembangan akar menurun infeksi MVA meningkat.
Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah. Pada wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan menurunnya infeksi MVA yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa, 1989).
Hayman (1975) dala Atmaja (2001) mengadakan studi yang mendalam mengenai pemupukan N dan P terhadap MVA pada tanah di wilayah beriklim sedang. Pemupukkan N (188 kg N/ha) berpengaruh buruk terhadap populasi MVA. Petak yang tidak dipupuk mengandung jumlah spora 2 hingga 4 kali lebih banyak dan berderajat infeksi 2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan petak yang menerima pemupukkan. Hayman mengamati bahwa pemupukkan N lebih berpengaruh daripada pemupukkan P, tetapi peneliti lain mendapatkan keduanya memiliki pengaruh yang sama.
6. Logam berat dan unsur lain
Pada percobaan dengan menggunakan tiga jenis tanah dari wilayah iklim sedang didapatkan bahwa pengaruh menguntungkan karena adanya MVA menurun dengan naiknya kandungan Al dalam tanah. Aluminium diketahui menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium (Ca). Jumlah Ca didalam larutan tanah rupa-rupanya mempengaruhi perkembangan MVA. Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah yang memiliki derajat infeksi MVA yang rendah. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam memelihara integritas membran sel.
Beberapa spesies MVA diketahui mampu beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar spesies MVA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Pada beberapa penelitian lain diketahui pula bahwa strain-strain cendawan MVA tertentu toleran terhadap kandungan Mn, Al dan Na yang tinggi.
7. Fungisida
Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza adalah sebagai berikut (Rahayu dan Akbar, 2003):
– Meningkatkan penyerapan unsur hara
Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsure hara mikro. Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsure hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano, 1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003).
De la Cruz (1981) dalam Atmaja (2001) melaporkan lebih banyak lagi unsure hara yang serapannya meningkat dari adanya mikoriza. Unsure hara yang meningkat penyerapannya adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn dan Zn. Hubungan antara MVA dengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersama-sama keduanya membantu pertumbuhan tanaman.
– Tahan terhadap serangan pathogen
Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bias diterangkan sebagai berikut:
☺ adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya pathogen
☺ mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen.
☺ fungi mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan patogen.
– Sebagai konservasi tanah
Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan struktur agregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan organic tanah.
– Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh
Fungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya.
– Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.
– Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan monnesenil.
– Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam bentuk inokulum dan sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat beradaptasi pada kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994).
– Sinergis dengan mikroorganisme lain
Keberadaan mikoriza juga bersifat sinergis denagn mikroba potensial lainnya seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat.
– Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan
Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge Hypae.
Pustaka
Atmaja, I Wayan Dana. 2001. Bioteknologi Tanah (Ringkasan Kuliah). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar
Iskandar, Dudi. 2002. Pupuk Hayati Mikoriza Untuk Pertumbuhan dan Adapsi Tanaman Di Lahan Marginal. ____________
Notohadinagoro, Tejoyuwono. 1997. Bercari manat Pengelolaan Berkelanjutan Sebagai Konsep Pengembangan Wilayah Lahan Kering. Makalah Seminar Nasional dan Peatihan Pengelolaan Lahan Kering FOKUSHIMITI di Jember. Universitas Jember. Jember
Pujiyanto. 2001. Pemanfatan Jasad Mikro, Jamu Mikoriza dan Bakteri Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Falsafah Sains. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rahayu, Novi., dan Ade Kusuma Akbar. 2003. Pemanfaatan Mikoriza dan Bahan Organik Dalam Rangka Reklamasi Lahan Pasca Penambangan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak
Santosa, Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode Penelitian Mikorisa Vesikular-Arbuskular. Laboraturium Biologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Subiksa, IGM. 2002. Pemanfatan Mikoriza Untuk Penanggulangan Lahan Kritis. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Suwardji. 2003. Profil Wilayah Lahan Kering Propinsi NTB: Potensi, Tantangan dan strategi Pengembangannya. Makalah Seminar Nasional FOKUSHIMITI BEW III di Mataram. Universitas Mataram. Mataram
Pranala di Blog ini:
Ilmu Tanah Tanah dan Lahan Tanah Susunan Utama Tanah Segitiga Tekstur Evaluasi Lahan SUMBERDAYA Pertanian Berkelanjutan Pertanian Organik, Latar BelakangnyaResep Pembuatan Kascing Dari Segi Ilmu Tanah
LAHAN KERING Konservasi Tanah dan Air di Lahan Kering Konservasi Tanah di Pulau Nusa Penida EROSI DAN PERUBAHAN IKLIM Pengaruh Tutupan Kanopi terhadap Besarnya Erosi Tanah Prediksi Erosi dengan USLE dan Sistem Informasi Geografi Klimatologi untuk Pertanian Klasifikasi Iklim MIKORIZA Mikoriza, Tanah dan Tanaman di Lahan Kering
PERTANIAN PADA MASA BALI KUNO Sejarah FOKUSHIMITI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia)
Struktur Organisasi FOKUSHIMITI Potensi Sampah Kota Sebagai Sumber Bahan Organik Sampah dan Permasalahannya Sistem Informasi Geografi (SIG)/Geographic Information System (GIS) Aplikasi GIS untuk Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson Implementasi SIG dalam Menunjang Pertanian Berkelanjutan Peta Jenis Tanah Bali Evaluasi Kesesuaian Curah Hujan, Temperatur dan Ketinggian untuk Tanaman Pisang dengan GIS Aplikasi SIG dalam Proses Perencanaan
2 Agustus 2007 pukul 3:34 pm
dengan melihat kemampuan mikoriza memperbaiki kondisi tanah/lingkungan dan tanaman mikoriza mungkin dapat dicoba untuk diterapkan pada endapan lumpur lapindo,ya!
2 Agustus 2007 pukul 9:48 pm
namanya sama nieh 🙂
bisa2 aja mas aan seandainya pingin mikoriza itu diterapkan di lokasi endapan lumpur lapindo. tapi seperti yg dah ditulis diatas ada faktor2 lingkungan yg mempengaruhi pertumbuhan mikoriza. seandainya faktor lingkungannya cocok, mikoiza bisa membantu proses perbaikan endapan lumpur
15 Oktober 2007 pukul 11:58 am
Mikorriza sangat baik terhadap pertumbuhan tanaman. Kami sedang memperbanyak mikorriza dalam media serbuk gergaji.Serbuk gergaji dikukus selama 8 jam. Pertumbuhannya sangat bagus pada permukaan serbuk gergaji nampak hypa dan spora warna putih dan hijau.Kami telah mencobanya pada tanam jagung dalam pot hasilnya pada aplikasi mikorriza panjang akar dan jumlah akar sangat banyak jika dibandingkan dengan tanpa aplikasi mikorriza. Mohon panduan /petunjuk bagaimana caranya jika kita ingin memperbanyak mikorriza dalam media tepung. Atas bantuannya diucapkan terimakasih.
15 Oktober 2007 pukul 12:01 pm
apa makusudnya kita tidakmengerti.
15 November 2007 pukul 7:18 pm
mikorizha untuk daerah kering sprtinya cocok ya. bagaimana kalo penerapannya pada tanaman cendana??? apakah akan terjadi simbiosis yang mantap juga seperti pada pinus atau tanaman lainnya?? thnx
23 November 2007 pukul 9:50 pm
yup… memang mikoriza sangat cocok utk daerah kering, malah klo daerah tergenag dia ga bisa bisa idup
coba waktu menanam cendana taburkan dulu bibit mikoriza di lubang penanaman. klo faktor2 lingkungannya mendukung, pasti bisa tersimbiosis
5 Desember 2007 pukul 4:31 pm
saya ingin menanyakan bagaimana tentang mikoriza yang terdapat di hutan papua terutama jenis ektomikoriza?
25 April 2008 pukul 4:56 pm
mas tolong dong aku lgi penelitian tentang mikoriza bantu cari pengaruh mikoriza terhadap tanaman dan stabilitas agrewgat bisa???????????
25 April 2008 pukul 7:14 pm
tolong dong mas Ani lagi penelitian ttg mikoriza terutama yang mempengaruhi perkembangan spora dan infeksi mikoriza terhadap tanaman inang. kalau ada bahannya tentang itu kirim ke amail ini ya… thanks’ y
oh ya
and nanya mas gimana pengaruh pupuk kimia (buatan ) terhadap mikoriza? tolong jawabannya ya kalau ada bahan/ sumbernya kirimin dong
28 April 2008 pukul 8:50 pm
MAS TOLONG DONK, SAYA LAGI PENELITIAN TENTANG PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA TERHADAP ACACIA MANGIUM DITANAH BEKAS PERTAMBANGAN, TOLONG DONK MAS APAKAH PERKEMBANGAN MIKORIZA ITU DIPENGARUHI OLEH KESUBURAN TANAH, KALAU TANAH BEKAS TAMBANG ITUKAN UDAH RUSAK, JADI GIMANA DONK?
28 April 2008 pukul 9:16 pm
@lisa
waduh saya tidak tau tuh jenis mikoriza yg ada di papua. tapi klo ngmongin yg jenis ektomikoriza, saya rasa semua sama kok. cuman tempat dan tanaman inokulannya aja yg berbeda.
@Ani, kadafi dan V3Y0
coba baca tulisan “Mikoriza, Tanah dan Tanaman di Lahan Kering” di blog ini, sedikit penjelasan ada di tulisan itu atau lihat link-link di bawah
– Link 1
– Link 2
– Link 3
– Link 4
– Link 5
20 Mei 2008 pukul 11:24 pm
mas….penelitaan aku tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah dan stabilitas agregat…kata dosen aku karena kadar Na-dd pada lahan percobaan tinggi. mas bantuin cari pengaruh mikoriza terhadap kompos bisa??? trus pengaruh mikoriza terhadap stabilitas agregat bisa????
mas…penelitian aku judulnya pengaruh pemberian kompos dan mikoriza terhadap pertumbuhan dan stabilitas agregat pada tanah tsunami.
tapi setelah penelitian hasilnya berbeda nyata mas? sekarang aku bingung bagai mana membuat pembahasannya……mas mau gak bantuin??????
26 Mei 2008 pukul 10:43 am
Assalamuallaikum Wr. Wb.
Mas aku punya penelitian EFEKTIFITAS MIKORIZA DENGAN SERESAH DAUN BETATAS (UBI JALAR) PADA TANAMAN KEDELAI PADA TANAH PODZOLIK MERAH-KUNING
MAS MOHON BANTUAN REFERENSI….
TOLONG BISA DIKIRIM KE E-MAIL SAYA…
terima kasih
Syukron Jazakallah..
Wass………
30 Mei 2008 pukul 2:58 pm
Mas, saya ingin belajar bagaimana cara memperbanyak spora Mikoriza. Ajari donk. Terus bagaimana cara mengambil spora Mikoriza dari alam, apa bisa diundang mikoriza nya?
Thanks.
TRUMAN
2 Juni 2008 pukul 9:51 pm
@kadafi, sugie & Truman
coba lihat link dibawah, semoga membantu
– Link 1
– Link 2
– Link 3
– Link 4
– Link 5
27 Agustus 2008 pukul 4:33 pm
“Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar”
apakah tanah mempengaruhi?
jika iya jenis tanah apa yang berpengaruh positif?
makasih
4 September 2008 pukul 11:33 am
mkasih bnget infonya, mo tnya nich, cara mendapatkan di pasaran apa udah ada ? jawab ya
12 September 2008 pukul 7:01 pm
@je
belum pernah baca klo jenis tanah mempengaruhinya. krn infeksi patogen akar akan sangat tergantung dari kematangan bahan organik yang digunakan dalam pemupukan di area tersebut…
@mkohar
biasanya penjualan mikoriza di barengin dengan pupuk batuan fosfat… jadi bibit mikoriza dan batuan fosfat itu di camur. itu yg saya lihat dulu…
17 Desember 2008 pukul 6:15 pm
untuk mas mkohar dan lainnya yang nyari Mikroriza
Mikoriza bisa didapat di Pusat Antar Universitas IPB, Balai Mikrobiologi Puspitek Serpong, Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor. Atau untuk keterangan lebih lengkap email ke saya mundirun07@yahoo.com
11 Februari 2009 pukul 2:32 pm
mau bertanya…klo cara mem-packing- mikoriza hasil perbanyakan bagus nya bagaimana..??? bukan poada medium zeolit tapi medium tanah…
13 Maret 2009 pukul 5:01 pm
Saya sangat tertarik dengan manfaat mikoriza ini. Apakah mungkin diaplikasikan pada tanaman sawit di daerah lowland, bekas persawahan tadah hujan. Dimana bisa saya beli, berapa harganya? Sbg informasi domisili saya di Labuhanbatu Sumut. Makasih
26 Mei 2009 pukul 1:41 pm
Untuk pak Harman di Labuhanbatu, Sumut. Fungi mikoriza arbuskula (FMA), sangat mungkin diaplikasikan pada tanaman sawit, termasuk di daerah lowland. Aplikasi dari inokulum FMA ini sebaiknya dilakukan pada periode (fase) pembibitan. Inokulum FMA ini juga dapat diperoleh di Balitbu Tropika, Solok, Sumbar. Harga per kilo, Rp 60.000,- (diluar ongks kirim). Pemberiannya cukup hemat, cukup sekitar 3 – 4 gram per bibit, karena kepadatan sporanya tinggi. Juga tersedia inokulum yg berbentuk tablet. Untuk info lebih lanjut dpt hubungi e-mail: irwan_muas@yahoo.co.id
23 Juli 2009 pukul 6:10 pm
mas mo ny ne..ada ga yang nyoba aplikasi CMA atau FMA ini ke tanaman jahe . kalau ada tolong dong dipublikasikan saya tertarik untuk mengaplikasikannya ke jahe.trims
8 Agustus 2009 pukul 3:22 pm
mas.,,.,
penelitian saya mengenai “Pengaruh Komposisi Media Zeolit dan Arang Sekam serta Isolat Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) terhadap Panjang Akar, Panjang Akar Terinfeksi dan Bobot Akar Sorgum (Sorghum bicolor L.)”
kalo ada referensi mengenai hubungan arang sekam dan mikoriza, dan mengenai beberapa jurnal yg berhubungan dengan parameter yang saya ambil…dimohon bantuannya.,.,
thanks ya ,mas…..
27 Agustus 2009 pukul 11:56 am
teman2 boleh tahu dimana beli mikoriza di daerah jawa/jawa tengah
saya mau coba di tanaman sejenis kayu sengon. bisa enggak.
saya butuh sekali katanya harus di berikan sebelum bibit di tanam biar akarnaya bagus.
14 September 2009 pukul 7:03 pm
halo teman2 boleh tidak bantu saya untuk kirimin pustaka tentang mikoriza, soalnya aku mau penelitian di papua nee.
30 Desember 2009 pukul 7:58 pm
kalo tanah yang telah diinfestasi mikoriza tergenang air, sehingga RH tinggi apakah mikoriza masih mampu bekerja dengan baik untuk tanaman??
31 Desember 2009 pukul 3:33 pm
Untuk mbak lisa, kalo tergenangnya tidak lama, kemudian kering lagi (tidak tergenang), fungi mikoriza masih bisa hidup dan berfungsi dengan baik. dalam hal ini tentu saja kalau si fungi mikoriza tersebut sudah mengkolonisasi akar tanaman. memang fungi mikoriza ini bersifat aerob.
2 Agustus 2010 pukul 12:37 pm
Semua referensi mengarah bahwa mikoriza lbh berkembang dilahan kering, sy justru mencoba melakukannya dilahan sawah dengan perlakuan pemberian mikoriza pada persemaian, hasilnya tidak berbeda nyata. Tolong mas, kasih referensi sy mungkin ada yang melakukan hal seperti sy. Trimakasih
22 September 2010 pukul 7:46 pm
mas tolong dong kasih tau tempat mendapatkan MIKORIZA di JAWA TIMUR.
terima kasih.
26 September 2010 pukul 11:55 am
Mas, minta tolong dong kirimin artikel yang ada kaitan aplikasi mikoriza pada tanaman padi di lahan rawa. Apakah ada mas? Terimakasih atas bantuannya..
4 Oktober 2010 pukul 4:40 pm
apakah ada pengaruh yang signifikan mikoriza untuk di aplikasikan ke bibit tanaman klengkeng, mengingat di daerah kami (lampung) kondisi tanahnya cukup kering
dan dimana ya klo untuk mendapatkan mikoriza di lampung
trima kasih mas….
18 Oktober 2010 pukul 10:31 am
Untuk P. Prasojo di Lampung. Tanaman lengkeng dapat diberikan fungi mikoriza, tetapi .juga harus diiringi nantinya dengan pemberian pupuk tambahan. Aplikasi dari inokulum FMA ini sebaiknya dilakukan pada periode (fase) pembibitan. Di Lampung rasanya belum ada yang membuat inokulum FMA ini. Inokulum FMA ini dapat diperoleh di Balitbu Tropika, Solok, Sumbar. Harga per kilo, Rp 50.000,- (diluar ongks kirim). Pemberiannya cukup hemat, cukup sekitar 3 – 4 gram per bibit, karena kepadatan sporanya tinggi. Juga tersedia inokulum yg berbentuk tablet. Untuk info lebih lanjut dpt hubungi e-mail: irwan_muas@yahoo.co.id
18 Januari 2011 pukul 11:28 am
Kami siap membantu kawan2 dalam pengadaan mikoriza
eceran Rp120.000/kg
partai (diatas 1 ton) Rp 115.000/kg
*harga nego blm termasuk ongkos kirim
18 Januari 2011 pukul 7:27 pm
asslm. sbelumnya sy ucpkan terimakasih atas posting yng telah ada… boleh sy minta tlg mas judul penelitian sy tenteng pengaruh aplikasi Mikoriza terhadap cabai merah dan abu serbuk gergaji.. sy bingung tentang langkah-langkah apa yang sy ambil… untuk itu boleh sy minta tinjauan pustaka lgi yng mendukung judul penlitian sy mas.. sblmnya dan ssdhnya sy ucpkan trmksh tlg krim k email
24 Januari 2011 pukul 12:30 am
Sebelum kita menyusun/merencanakan suatu penelitian, kita harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti ; tujuannya apa, hipotesanya bagaimana, dasarnya apa dll. Tentu saja semuanya ini perlu didukung dengan tinjaua pustaka. Kalau penelitian itu terdiri dari dua faktor atau lebih, tentu saja kita akan mengharapkan pengaruh interaksi dari faktor perlakuan yang kita berikan, yang ditunjukkan oleh respon tanaman nantinya. Saya kurang tau, apa dasarnya dik Fitra menggunakan abu serbuk gergaji yang dikombinasikan dengan aplikasi fungi mikoriza. Mengenai literatur tentang mikoriza, sebetulnya sangat banyak yang bisa di akses melalui internet.
11 Maret 2011 pukul 2:04 am
kami telah menyediakan mikoriza dg harga :
Rp20.000/kg
komposisinya:mikoriza +7 macam bakteri penyubur tanah (azotobakter,lactobacilus dll)
hbg email:mujibsaisul99@yahoo.com
11 Maret 2011 pukul 2:07 am
kami telah menyediakan mikoriza dg harga :
Rp20.000/kg (sudah termasuk biaya kirim)
komposisinya:mikoriza +7 macam bakteri penyubur tanah (azotobakter,lactobacilus dll)
hbg email:mujibsaiful99@yahoo.com
27 Maret 2011 pukul 11:42 am
mas saiful, saya email koq reject ya…
Technical details of permanent failure: This user doesn’t have a yahoo.com account (mujibsaisul99@yahoo.com)
13 April 2011 pukul 12:07 am
di daerah saya tidak ada yang menjual jamur mikoriza.. kalo boleh tau dimana kita dapat memper oleh atau mengetahui bahwa pada tanah tersebut terdapat jamur mikoriza..
13 April 2011 pukul 11:40 pm
Mas Ryan, kalo memang ingin memperoleh inokulum mikoriza, dapat menghubungi saya : irwan_muas@yahoo.co.id. Untuk mengetahui apakah pada suatu tanah terdapat atau tidaknya fungi mikoriza, hanya dapat dilakukan di laboratorium dan tentu saja harus tau dulu prosedur kerjanya.
31 Mei 2011 pukul 12:02 pm
terimakasih atas info tentang mikorizanya.apakah ada info mengenai hubungan mikoriza bakteri dan arang?jika ada mohon diberitahukan ke email saya.thx 🙂
8 November 2011 pukul 12:51 pm
mengapa aplikasi mikoriza pada tanaman HTI tidak menunjukkan perbedaan yang significant terhadap pertumbuhannya…,,,????
thanks
13 Januari 2012 pukul 7:19 pm
Terima kasih atas infonya. Akan dicoba untuk melihat dari analisis usaha tani dengan pemanfaatan mikoriza ini
6 Februari 2012 pukul 7:12 pm
mas saya mau beli fungisida bayleton produksi PT buyers ??? Dimana toko yg menjualnya. saya sudah tanya kesana kemari tetapi blm dpt alamat yg menjualnya ??? thank’s
21 Februari 2012 pukul 5:45 pm
mas suami sy mau beli mikoriza dimana ya?
25 Februari 2012 pukul 11:20 pm
minta no hp Irwan Muas dong..mau beli mikoriza nih
28 Februari 2012 pukul 9:12 am
Irwan Muas : 081363479106
Tq.
30 Juli 2012 pukul 3:43 am
PUPUK ORGANIK MIKORIZA
Solusi Mengembalikan Keseimbangan Lahan Pertanian
7 Agustus 2012 pukul 1:53 am
Contact Person Agen Pupuk Mikoriza
ANANTA HP. 0821 4032 7876 Demangan Resident No.27 Lamongan Jawa Timur
http://agenpupukmikoriza.wordpress.com
8 Oktober 2012 pukul 4:20 pm
sekarang kita harus kembali ke alam dengan memamfaatkan keagungan alam itu sendiri yaitu contohnya dengan menggunakan pupuk organik, pemamfaatan cendawan mikoriza dan pestisida alami yang semuanya di sediakan oleh alam.
16 Desember 2012 pukul 6:41 pm
[…] 2008. https://mbojo.wordpress.com/2007/03/16/mikoriza/. Diakses […]
10 Januari 2013 pukul 9:25 am
[…] 2008. https://mbojo.wordpress.com/2007/03/16/mikoriza/. Diakses […]
13 Februari 2013 pukul 5:19 pm
Mikoriza yang kami aplikasikan pada kelompok tani kami dapat memberikan hasil yang signifikan, biasanya tanpa mikoriza hasil panen padi rata-rata 7 ton/ha, sedangkan menggunakan mikoriza bisa mendapatkan 8 ton/ha.
Apabila teman-teman membutuhkan mikoriza, kami juga menyediakan dengan harga 15 rb/kg, mikoriza hasil kelompok tani kami juga telah diuji oleh laboratorium fakultas pertanian universitas brawijaya.
Contact : Geminiko
Telp/SMS : 081805080551
27 Agustus 2013 pukul 9:43 pm
saya membutuhkan mikoriza tablet beli dimana? brap hargae? sy ahmad syaikhu no hp 08123435578,
14 Desember 2014 pukul 9:30 pm
mas, judul penelitian saya tentang pengaruh pemberian MVA dan pupuk organik terhadap perubahan sifat fisik tanah urugan, punya materi pendukung tentang itu ga? mohon bantuannya..
17 Agustus 2021 pukul 4:30 pm
[…] Syakur. (2007). Mikoriza. https://mbojo.wordpress.com/2007/03/16/mikoriza/ […]